Wujudkan Green Funding, Menteri ESDM Dorong Integrasi Karbon Biru di Kawasan Industri Kaltara

oleh
oleh

TANJUNG SELOR – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk menjadikan Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai pusat hilirisasi industri hijau. Komitmen ini akan diwujudkan melalui pembangunan proyek strategis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan dan Mentarang.

Menurut Bahlil, proyek tersebut bukan hanya menjadi kunci ketersediaan energi, tetapi juga langkah strategis yang menarik investor global karena aspek keberlanjutan yang ditawarkan.

Dalam kunjungannya pada Minggu (30/11), Bahlil menyatakan dukungan penuh terhadap penguatan ekosistem karbon biru melalui pengelolaan dan optimalisasi kawasan industri hijau yang berkelanjutan.

“Inisiatif karbon biru yang dicanangkan diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya bersama mitigasi perubahan iklim, serta memberikan dampak secara bisnis dan manfaat bagi masyarakat sekitar kawasan industri,” jelas Ketua Umum Partai Golkar ini.

Menteri ESDM menjelaskan bahwa integrasi konsep karbon biru merupakan bagian penting dalam strategi pengembangan kawasan industri yang berorientasi pada keberlanjutan. Melalui kerja sama dengan investor, pemerintah berencana mengimplementasikan konservasi dan rehabilitasi di pesisir kawasan industri.

Pendekatan ini diharapkan dapat:

  • Mempertegas komitmen dalam mewujudkan ‘Net Zero Emission’.

  • Meningkatkan daya tarik investasi global dan membuka akses green funding.

  • Memberdayakan masyarakat sekitar kawasan industri dalam kegiatan konservasi.

  • Menjadi sumber pendapatan baru dari carbon credit.

Sebagai informasi, karbon biru adalah karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir dan laut, seperti mangrove, padang lamun, dan rawa payau. Ekosistem ini mampu menyerap dan menyimpan $\text{CO}_2$ dalam jumlah besar, baik dalam biomassa tanaman maupun sedimen.

Bahlil menambahkan bahwa ke depan, strategi pengembangan kawasan industri akan diarahkan pada penerapan ekonomi sirkular (circular economy), pemanfaatan energi terbarukan, serta integrasi proyek karbon biru dalam tata kelola kawasan.

“Oleh karena itu, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk dapat bersinergi mewujudkan inisiatif karbon biru di kawasan industri yang turut memberikan manfaat bagi perekonomian dan Masyarakat, selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo,” pungkasnya.